
Ombak123 Tsunami Krakatau adalah salah satu peristiwa alam yang paling mengerikan dan terkenal dalam sejarah Indonesia dan dunia. Letusan gunung berapi Krakatau pada tahun 1883 tidak hanya memicu tsunami besar, tetapi juga merubah lanskap geologi dan iklim global. Berikut adalah rangkuman sejarah dari peristiwa yang terjadi pada 27 Agustus 1883, yang mengguncang dunia dan meninggalkan dampak jangka panjang bagi Indonesia serta dunia.
Latar Belakang Gunung Krakatau
Gunung Krakatau adalah sebuah gunung api yang terletak di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra. Pada abad ke-19, Krakatau sudah dikenal sebagai gunung berapi aktif, meskipun letusan yang menghancurkan pada tahun 1883 belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah. Sebelum letusan besar tersebut, Krakatau memiliki tiga puncak utama: Rakata, Danan, dan Perbuwatan.
Pada tahun 1883, gunung ini mulai menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Sejak bulan Mei, letusan-letusan kecil dan gempa bumi mulai terjadi, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa letusan besar akan segera datang.
Letusan Dahsyat 27 Agustus 1883
Pada pagi hari tanggal 27 Agustus 1883, letusan Krakatau mencapai puncaknya dengan kekuatan yang sangat besar. Letusan tersebut sangat dahsyat sehingga suara ledakannya terdengar hingga jarak lebih dari 3.000 kilometer, bahkan terdengar di Australia dan pulau-pulau di Samudra Hindia. Menurut laporan yang ada, suara letusan tersebut hampir seperti suara meriam yang sangat keras.
Letusan besar ini menghancurkan sebagian besar gunung Krakatau, yang menyebabkan terbentuknya kaldera atau cekungan besar. Sebagian besar puncak gunung Rakata, yang merupakan puncak tertinggi, hancur dan tenggelam ke dalam laut. Aktivitas vulkanik ini juga menghasilkan awan gas dan abu vulkanik yang melayang ke atmosfer, menutupi wilayah yang sangat luas.
Tsunami yang Mengikuti Letusan
Letusan Krakatau bukan hanya memicu gempa dan awan panas, tetapi juga menghasilkan gelombang tsunami yang sangat besar. Tsunami ini terjadi akibat dari letusan vulkanik yang sangat besar, yang mempengaruhi dasar laut dan menghasilkan gelombang yang menghantam pantai-pantai di sekitar Selat Sunda. Gelombang tsunami ini dikabarkan setinggi 30 meter di beberapa tempat.
Gelombang-gelombang besar ini menghancurkan kota-kota dan desa-desa yang terletak di sepanjang pantai, termasuk wilayah di Pulau Jawa dan Sumatra. Pantai-pantai seperti di Banten, Anyer, dan Lampung mengalami kerusakan parah. Tsunami ini juga menghantam kapal-kapal yang sedang berlayar di sekitar Selat Sunda, menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Dampak Tsunami Krakatau
Tsunami yang terjadi akibat letusan Krakatau menyebabkan kerusakan yang luar biasa. Sebagian besar kawasan pantai yang berdekatan dengan Krakatau hancur, dan ribuan orang tewas seketika. Diperkirakan lebih dari 36.000 orang meninggal dunia akibat dampak langsung dari letusan dan tsunami. Namun, jumlah korban ini tidak termasuk korban dari tsunami susulan atau efek dari abu vulkanik yang menutupi wilayah yang luas.
Tsunami yang melanda kawasan sekitar Krakatau juga menyebabkan perubahan besar dalam lanskap geologi, dengan banyak pulau yang tenggelam atau tergeser. Selain itu, abu vulkanik yang tersebar luas menyebabkan penurunan suhu global yang berlangsung selama beberapa tahun, yang mempengaruhi iklim dunia. Beberapa daerah mengalami penurunan suhu yang signifikan, yang memengaruhi pola cuaca global.
Dampak Jangka Panjang dan Pelajaran yang Dipetik
Letusan Krakatau tahun 1883 adalah salah satu bencana alam paling terkenal dalam sejarah, tidak hanya karena kerusakan yang ditimbulkan tetapi juga karena dampaknya terhadap iklim global. Peristiwa ini menjadi pelajaran besar tentang bagaimana aktivitas vulkanik dapat mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia.
Peningkatan pemahaman tentang sistem peringatan dini dan pentingnya pemantauan aktivitas vulkanik adalah hasil dari tragedi ini. Hingga saat ini, kawasan sekitar Krakatau tetap menjadi area yang aktif secara geologi, dengan munculnya gunung Anak Krakatau, yang terbentuk setelah letusan besar tersebut.
Selain itu, tsunami Krakatau juga memperlihatkan betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam seperti tsunami, yang bisa datang secara tiba-tiba setelah gempa bumi atau letusan vulkanik. Hingga kini, sistem peringatan dini tsunami terus dikembangkan untuk mengurangi risiko dan menghindari korban jiwa.

Kesimpulan
Tsunami Krakatau yang terjadi pada tahun 1883 adalah salah satu bencana alam paling mengerikan dalam sejarah Indonesia dan dunia. Letusan vulkanik yang dihasilkan oleh gunung Krakatau bukan hanya mengubah wajah Selat Sunda, tetapi juga mempengaruhi iklim global dan menjadi pelajaran penting dalam penanggulangan bencana alam. Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja, serta pentingnya teknologi dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang dapat datang secara tiba-tiba.
SUMBER :
https://sterlingmn.com